"KONSEP PERUBAHAN SOSIAL"
SUCI LESTARI RAHAYU
IRA RASA AMALIA
AGNESA ALDILA TANTIA
ARGIE GILANG HUDAEVA
FISKA LESTARI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, tak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW sang pilihan dan sang pemilik ukhwah.
Kami
ucapkan terima
kasih kepada semua
pihak yang telah membantu Kami
dalam
penyusunan makalah ini,
sehingga
makalah Kami dapat tersusun tepat pada waktunya.
Kami
menyadari bahwa
dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifat-sifatnya
membangun sangat Kami harapkan, untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Kita semua. Dan akhirnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi Kita semua. Amiin ya
robbal ‘alamin.
Sukabumi, Maret
2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Individu ………………………………………….......................................... 3
2.2
Masyarakat ………………………………..................................................... 5
2.3 Perubahan Sosial ……………………………………………………….......... 8
2.4 Dampak Perubahan Sosial 14
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………...... 17
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk individu dan masyarakat. Oleh
karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup
berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan
wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial., masyarakat
terdiri dari individu-individu yang memiliki kehendak dan keinginan hidup
bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia
sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam
setiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang
ada.
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar individu, organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan norma” serta “peran”. Dengan demikian, istilah yang lebih lengkap seharusnya adalah “perubahan sosial-kebudayaan” karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri.
Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat dianalisa dari berbagai segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam masyarakat itu “bergerak” (direction of change)”, yang jelas adalah bahwa perubahan itu bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi boleh pula bergerak kepada suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.
Oleh karena itu, perlu kiranya kami menulis sebuah makalah yang berjudul “Konsep Perubahan Sosial”.
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar individu, organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan norma” serta “peran”. Dengan demikian, istilah yang lebih lengkap seharusnya adalah “perubahan sosial-kebudayaan” karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri.
Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat dianalisa dari berbagai segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam masyarakat itu “bergerak” (direction of change)”, yang jelas adalah bahwa perubahan itu bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi boleh pula bergerak kepada suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.
Oleh karena itu, perlu kiranya kami menulis sebuah makalah yang berjudul “Konsep Perubahan Sosial”.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan individu?
2.
Bagaimana
manusia selaku individu?
3.
Bagaimana
manusia selaku makhluk sosial?
4.
Apakah
yang dimaksud dengan masyarakat?
5.
Bagaimana
perkembangan dan pertumbuhan masyarakat?
6.
Bagaimana
status dan peran individu dalam masyarakat?
7.
Bagaimana
proses perubahan sosial?
8.
Bagaimana
strategi perubahan sosial?
9.
Apa saja
bentuk-bentuk perubahan sosial?
10.
Apa
faktor-faktor terjadinya perubahan sosial?
11.
Apa saja
dampak positif dari perubahan sosial?
12.
Apa saja
dampak negatif dari perubahan sosial?
1.3
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan individu.
2.
Untuk
mengetahui manusia selaku individu.
3.
Untuk
mengetahui manusia selaku makhluk sosial.
4.
Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan masyarakat.
5.
Untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan masyarakat.
6. Untuk mengetahui status dan peran individu
dalam masyarakat.
7. Untuk mengetahui proses perubahan sosial.
8. Untuk mengetahui strategi perubahan sosial.
9. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perubahan
sosial.
10. Untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya
perubahan sosial
11. Untuk mengetahui dampak positif dari perubahan
sosial.
12. Untuk mengetahui dampak negatif dari perubahan
sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Individu
1.
Pengertian
Individu
Kata individu bukan berarti
manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat
Dr.A. Lysen (Abu Ahmadi: 2003). Menurut Marthen Luter, individu berasal dari kata individum
(latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut
konsep sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.Individu sebagai
mahkluk ciptaan Tuhan yang di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan
hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
·
Raga,
merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
·
Rasa,
merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda
isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan.
·
Rasio
atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri,
mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan
alat untuk mencerna apayang diterima oleh panca indera.
·
Rukun
atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup
berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun
inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang
sering disebut masyarakat.
Sedangkan Menurut Viniagustia, individu merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
2. Manusia Selaku Individu
Individu adalah seseorang atau seorang manusia secara
utuh.Utuh di sini diartikan sebagai suatu sifat yang tidak dapat
dibagi-bagi.Merupakan satu kesatuan antara jasmaniah dan rohaniah yang melekat
pada diri seseorang.
Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan
individu lainnya, seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan
dan memiliki tingkat pemahaman atau arti tersendiri terhadap suatu objek.Jadi,
individu adalah kondisi internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai
subjek.
Manusia selaku individu mempunyai 3
naluri, yaitu:
1) Naluri mempertahankan kelangsungan
hidup
Naluri mempertahankan kelangsungan hidup telah menimbulkan
berbagai kebutuhan.Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis
yang terdiri dari makan, minum dan perlindungan.Semua kebutuhan tersebut
didapat dari lingkungan dimana manusia tinggal, dan dalam memanfaatkan
lingkungan tersebut membutuhkan teknologi.
Teknologi dapat diartikan sebagai cara-cara atau alat yang
dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Kebutuhan manusia sangat
beragam dan kebutuhan ini lebih mudah dipenuhi kalau individu hidup berkelompok
dengan individu lainnya.
2) Naluri untuk mempertahankan
kelanjutan penghidupan keturunan
Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya
kebutuhan akan rasa aman (safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak
nyaman, binatang liar atau manusia lain. Perumahan dengan bermacam-macam bahan
dan juga bentuk, pada dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari
berbagai gangguan. Adapun keanekaragaman bahan dan model yang dipergunakan
sangat tergantung pada lingkungan. Semua itu tergantung pada cuaca dan bahan
mentah yang ada di lingkungannya. Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis manusia, juga merupakan cerminan dari adanya ketergantungan individu
terhadap individu lain dan adanya naluri untuk meneruskan keturunan.
3) Naluri ingin tahu dan mencari
kepuasan
Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang
sesuatu yang ada di sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan
manusia lainnya. Adanya perbedaan alam, perbedaan fisik manusia, perbedaan
budaya manusia, perbedaan dalam berpakaian, mata pencaharian, bentuk rumah dan
sebagainya.Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari tahu.Pertanyaan
”apa, mengapa, bagaimana dan siapa” telah melahirkan sistem pengetahuan, yang
kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-aturan tertentu sehingga
melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini pada dasarnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan spiritual atau batin manusia. Sedangkan penerapan ilmu dalam
bentuk cara dan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi.
Keduanya
tidak dapat dipisahkan untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia baik
selaku individu maupun masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
individu tidak seluruhnya hasil dari pengalaman sendiri, tetapi lebih banyak
dari belajar dan meniru orang lain. Karena itu, dalam memenuhi naluri ingin
tahu dan mencari kepuasanpun tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kelompok.
3.
Manusia Selaku Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk yang tidak
dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada masa bayi
sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia belajar membuat sesuatu
dan sebagainya memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.
Menurut Malinowski(1949), salah satu
tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan bahwa ketergantungan individu
terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha
manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang
dilakukan melalui perantaraan kebudayaan.
Rasa aman secara khusus tergantung
kepada adanya sistem perlindungan dalam rumah, pakaian dan peralatan.
Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan atau kelompok lain akan
lebih mudah diwujudkan apabila manusia berkelompok. Untuk menghasilkan keamanan
dan kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan
kontrol-kontrol sosial tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak
mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.
2.2
Masyarakat
1.
Pengertian Masyarakat
Dalam bahasa inggris, masyarakat
disebut society.Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat
berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling
berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang
bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan
lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran,
naluri, perasaan, keinginan, dan sebagainya, manusia memberi reaksi dan
melakukan interaksi dengan lingkungannya.Pola interaksi sosial dihasilkan oleh
hubungan dalam suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah beberapa
pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi, antara lain :
·
Menurut
Munandar Soelaeman, masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai
ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa
seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dan
sebagainya.
·
Menurut
Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok
yang terbagi secara ekonomi.
·
Menurut
Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi
yang merupakan anggotanya.
·
Menurut
Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang
relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di
suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian
besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
·
Anderson
dan Parker (Astrid: 1977), menyebutkan bahwa masyarakat adalah:
a) Adanya sejumlah orang.
b) Tinggal dalm suatu daerah tertentu.
c) Mengadakan hubungan satu sama lain.
d) Saling terikat satu sama lain karena
mempunyai kepentingan bersama,
e) Merupakan satu kesatuan sehingga
mereka mempunyai perasaaan solidaritas.
f) Adanya saling ketergantungan.
g) Masyarakat merupakan suatu system
yang diatur oleh norma-norma/aturan-aturan tertentu.
h) Menghasilkan kebudayaan.
2.
Perkembangan dan Pertumbuhan
Masyarakat
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat
digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Masyarakat sederhana
Dalam
lingkungan masyarakat sederhana, pola pembagian kerja cenderung dibedakan
menurut jenis kelamin.Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya
berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik
antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang
buas saat itu.
2. Masyarakat maju
Masyarakat
maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan sebutan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.Dalam lingkungan masyarakat
maju, dapat dibedakan menjadi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Masyarakat non industri
Secara
garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu kelompok
primer dan kelompok sekunder.Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya
terjadi lebih intensif, lebih erat, lebih akrab.Kelompok ini disebut juga kelompok
face to face group.Sifat interaksi bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan
simpati.Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik beratkan
pada kesadaran, tanggungjawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa
simpati dan secara sukarela.Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan
tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu
sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan
rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan
atau keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang
telah ditentukan.
b. Masyarakat industri
Contoh
masyarakat industri adalah tukang roti, tukang sepatu, tukang lasdan ahli
mesin, mereka dapat bekerja secara mandiri dengan timbulnya spealisasi
fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk di ekspresikan dan
dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin
banyak timbul kepribadian individu.
3.
Status
dan Peran Individu dalam Masyarakat
Setiap individu dalam masyarakat
mempunyai peran (role)dan kedudukan (status) yang berbeda. Peran adalah pola
perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi (status)
tertentu.Sedangkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat
setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu
mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan
berperan di kelompok sesuai dengan kepentingan itu.
Setiap individu harus berperilaku
atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia dapat diterima dan diakui
keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka sanksi
yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda
pula.Sanksi ini bertujuan menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan
kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap
orang mempunyai peran dan tugas yang berbeda.Tetapi
masing-masing saling membutuhkan, saling bekerja sama untuk mencapi tujuan yang
sama yaitu terpenuhinya kebutuhan dan mencapi kesejahteraan. Dengan demikian
peran dan kedudukan sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan integritas
sosial. Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada 2 macam, yaitu:
a) Ascribed status
Kedudukan yang diperoleh tanpa
melalui perjuangan atau usaha sendiri.Biasanya diperoleh melalui kelahiran.Seperti
seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalah raja.Status ini sering pula
disebut status yang tertutup, karena setiap orang tidak bisa menjadi anggota
secara bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk ke dalam status ini.
b) Achieved status
Kedudukan yang diperoleh melalui
usaha atau perjuangan sendiri.Seperti seseorang menjadi direktur sebuah
perusahaan karena dia memang rajin dan ulet.Status ini bersifat terbuka,
artinya setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena kemampuan
masing-masing individu dalam berprestasi.
Setiap status dan kedudukan
mempunyai seperangkat simbol atau lambang yang dapat mencerminkan
statusnya.Seperti seorang guru tercermin dari sikap dan pakainnya.Banyak simbol
yang dapat mencerminkan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat.
2.3
Perubahan Sosial
Perubahan
sosial dapat diartikan sebagai
perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya,
terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.
Berbicara tentang perubahan, kita membayangkan sesuatu yang terjadi setelah
jangka waktu tertentu, kita berurusan
dengan perbedaan keadaan yang diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu
tertentu.
Untuk dapat
menyatakan perbedaannya, konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan:
(1) Perbedaan,
(2) pada waktu
berbeda,
(3) di antara keadaan
sistem sosial yang sama.
1. Proses Perubahan Sosial
Perubahan
sosial terjadi pada setiap masyarakat. Bagaimanakah proses terjadinya perubahan
sosial? Perubahan sosial dapat terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi,
dan akomodasi.
a. Difusi
Difusi adalah
proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan (ide-ide, keyakinan, hasil-hasil
kebudayaan, dan sebagainya) dari individu kepada individu lain, dari satu
golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke
masyarakat lain. Dari pengertian tersebut dapat dibedakan dua macam difusi,
yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
o
Difusi
intramasyarakat ( intrasociety diffusion ), yaitu difusi unsur
kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat.
o
Difusi
antarmasyarakat ( intersociety diffusion ), yaitu difusi unsur
kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Mengenai masuknya unsur-unsur baru
ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui perembesan secara damai,
perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik.
·
Perembesan
damai ( penetration passifique ), yaitu masuknya unsur baru ke dalam
suatu masyarakat tanpa kekerasan dan paksaan, namun justru mengakibatkan
masyarakat yang menerima semakin maju. Contohnya masuknya internet ke
sekolah-sekolah.
·
Perembesan
dengan kekerasan ( penetration violente ), yaitu masuknya unsur baru ke
dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan kekerasan dan paksaan, sehingga
merusak kebudayaan masyarakat penerima. Contohnya masuknya budaya asing pada
masa penjajahan kolonial Belanda.
·
Simbiotik,
yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang
hidup berdampingan.
b. Akulturasi
Akulturasi
merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian
rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan
asli.
Proses
akulturasi dapat berjalan sangat cepat atau lambat tergantung persepsi
masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila masuknya melalui
proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu relatif lama. Sebaliknya,
apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan berlangsung relatif
lebih cepat.
c. Asimilasi
Asimilasi
adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat
golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif
dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing
berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang
berbeda dengan aslinya.
Asimilasi terjadi sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan
antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan
kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, proses
asimilasi akan timbul apabila ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan
saling berinteraksi secara langsung dan terusmenerus dalam jangka waktu yang
lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling
menyesuaikan diri.
d. Akomodasi
Akomodasi
dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjuk terciptanya keseimbangan
dalam hubungan-hubungan sosial antarindividu dan kelompok-kelompok sehubungan
dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu
proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha manusia untuk meredakan
pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi
sosial.
2.
Strategi Perubahan Sosial
Terciptanya keseimbangan atau
kegoncangan, konsensus atau pertikaian, harmoni atau perselisihan, kerja sama
atau konflik, damai atau perang, kemakmuran atau krisis dan sebagainya, berasal
dari sifat saling memengaruhi dari keseluruhan ciri-ciri sistem sosial yang
kompleks itu. Bila dipisah-pisah menjadi komponen dan dimensi utamanya, teori
sistem secara tak langsung menyatakan kemungkinan perubahan sebagai berikut:
1. Perubahan
komposisi (misalnya, migrasi
dari satu kelompok ke kelompok lain, menjadi anggota satu kelompok tertentu,
pengurangan jumlah penduduk karena kelaparan, demobilisasi gerakan sosial,
bubarnya suatu kelompok).
2. Perubahan
struktur (misalnya, terciptanya ketimpangan, kristalisasi kekuasaan, munculnya
ikatan persahabatan, terbentuknya kerja sama atau hubungan kompetitif).
3. Perubahan
fungsi (misalnya, spesialisasi dan diferensiasi pekerjaan, hancurnya peran
ekonomi keluarga, diterimanya peran yang diindoktrinasikan oleh sekolah atau
unuversitas).
4. Perubahan
batas (misalnya, penggabungan beberapa kelompok, atau satu kelompok oleh
kelompok lain, mengendurnya kriteria keanggotaan, dan penaklukan).
5. Perubahan
hubungan antar subsistem (misalnya, penguasaan rezim politik atas organisasi
ekonomi, pengendalian keluarga dan keseluruhan kehidupan privat oleh pemerintah
totaliter).
6. Perubahan
lingkungan (misalnya, kerusakan ekologi, gempa bumi, munculya wabah atau virus
HIV, lenyapnya sistem bipolar internasional).
Adakalanya
perubahan hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya, tanpa menimbulkan
akibat besar terhadap unsur lain dari sistem. Sistem sebagai keseluruhan tetap
utuh, tak terjadi perubahan menyeluruh atas unsur-unsurnya meski di dalamnya
terjadi perubahan sedikit demi sedikit. Contoh, kekuatan sistem politik
demokratis terletak dalam kemampuannya menghadapi tantangan, mengurangi protes
dan menyelesaikan konflik dengan mengadakan perombakan sebagian tanpa
membahayakan stabilitas dan kontinuitas negara sebagai satu kesatuan. Perubahan
seperti ini merupakan sebuah contoh perubahan di dalam sistem. Namun, pada
kesempatan lain, perubahan mungkin mencakup keseluruhan (atau sekurangnya
mencakup inti) aspek sistem, menghasilkan perubahan menyeluruh, dan menciptakan
sistem baru yang secara mendasar berbeda dari sistem yang lama. Perubahan
seperti ini dicontohkan oleh semua revolusi sosial besar. Bila dilihat contoh
definisi perubahan sosial, terlihat bahwa berbagai pakar meletakkan tekanan
pada jenis perubahan yang berbeda. Namun sebagian besar mereka memandang penting
perubahan struktural dalam hubungan, organisasi, dan ikatan antara unsur-unsur
masyarakat.
Dari sekian
pendapat tentang perubahan sosial, penulis beranggapan bahwa Perubahan Sosial
adalah transformasi dalam organisasi masyarakat, dalam pola berpikir dan dalam
perilaku pada waktu tertentu.
Ada tiga hal
yang berkenaan dengan proses perubahan sosial. Pertama, bagaimana ideas
mempengaruhi perubahan-perubahan sosial. Kedua, bagaimana tokoh-tokoh
besar dalam sejarah menimbulkan perubahan besar di tengah-tengah masyarakat. Ketiga,
sejauh mana gerakan-gerakan sosial dalam revolusi menimbulkan perubahan stuktur
sosial dan norma-norma sosial (Rahmat, 1999).
3. Bentuk-bentuk perubahan sosial
ü Perubahan
Evolusi dan Perubahan Revolusi
Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial
dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat
dan perubahan yang berlangsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam
sosiologi dikenal dengan revolusi dan evolusi.
§ Perubahan
evolusi
Perubaha evolusi adalah
perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang
cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat,
yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari
usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan
hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu
tertentu. Contoh:
perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke
masyarakat meramu.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang
mengupas tentang evolusi, yaitu:
~
Unilinier
Theories of Evolution:
menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan
tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada
tahap yang sempurna.
~
Universal Theory of Evolution: menyatakan
bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang
tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis
evolusi yang tertentu.
~
Multilined Theories of Evolution: menekankan
pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem
berburu ke pertanian.
§ Perubahan revolusi
Perubahan revelosi merupakan
perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan
sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai
perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi,
perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana
sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh
masyarakat yang bersangkutan. Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat.
Secara sosiologi, suatu
revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain:
o
Ada beberapa keinginan umum mengadakan
suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap
keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan
perubahan keadaan tersebut.
o
Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang
dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
o
Pemimpin tersebut dapat menampung
keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa
tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi
geraknya masyarakat.
o
Pemimpin tersebut harus dapat
menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut
bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga
suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.
o
Harus ada momentum untuk revolusi,
yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk
memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat)
yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.
ü Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan
§ Perubahan yang direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan
yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di
dalam masyarakat. Pihak-pihak
yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang
atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau
lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara
umum, perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk
mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah
mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) .
§
Perubahan
yang tidak direncanakan
perubahan yang tidak
direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat. Karena
terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu
kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat.Oleh karenanya,
perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan
terjadi.Misalnya, kasus banjir bandang di Binjai, Kalimantan Barat. Timbulnya
banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian
lingkungan.Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat
terendam air yang
mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.
ü
Perubahan berpengaruh
besar dan berpengaruh kecil
§ Perubahan berpengaruh besar
Suatu perubahan dikatakan berpengaruh
besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya per- ubahan pada struktur
kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan strafikasi masyarakat. Sebagaimana
tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi. Pada
perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan
mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian.
§ Perubahan berpengaruh kecil
Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan-perubahan yangterjadi
pada struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh,
perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak
membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan
perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan
homolis.
4. Faktor terjadinya perubahan sosial
Pada
umumnya terdapat beberapa faktor yang mendasari terjadinya perubahan sosial,
yaitu faktor yang bersumber dari dalam (faktor internal) dan faktor yang datang
dari luar (faktor eksternal) masyarakat. Di bawah ini dikemukakan beberapa faktor
penyebab sosial yang bersumber dari dalam masyarakat,yaitu:
1. Perubahan
Komposisi Penduduk
Bertambah atau berkurangnya
jumlah merupakan keadaan yang menunjukkan terjadinya perubahan komposisi
penduduk.Pertambahan jumlah penduduk yang cepat yang tidak di imbangi dengan
pertambahan produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk dapat menimbulkan
perubahan sosial.Misalnya, kemiskinan, pengangguran, dan kejahatan.Sebaliknya,
berkurangnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh tingkat kematian yang tinggi
atau migrasi keluar, dapat pula menimbulkan perubahan sosial, seperti
kekurangan tenaga kerja.
2. Penemuan
Baru
Inovasi atau penemuan yang
dihasilkan oleh anggota masyarakat dan di adopsi oleh warga masyarakat dapat
menimbulkan perubahan sosial.Penemuan alat komunikasi telah membawa perubahan
sosial secara luas, penemuan dan penggunaan alat-alat mekanik dalam bidang
pertanian telah mendorong terjadinya perubahan sosial dari masyarakat agraris
ke industri.
3. Konflik
Sosial
Konflik sosial, yaitu
pertentangan yang terjadi dalam masyarakat, baik perorangan maupun kelompok,
misalnya terdapat pertentangan antara generasi baru dengan generasi tua
terhadap kaidah yang berlaku, perselisihan antara petani untuk mendapatkan air.
4. Pemberontakan
Pemberontakan atau revolusiyang berasal dari
anggota masyarakat, misalnya pemberontakan terhadap penjajah atau pemimpin yang
otoriter.Dewasa ini muncul pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan
masyarakat desa untuk menentang atau memberhentikan kepala desa.
Sedangkan
perubahan sosial yang disebabkan oleh faktor eksternal adalah bencana alam,
peperangan akibat interpensi pihak luar dan pengaruh kebudayaan masyarakat
lain. Masuknya kebudayaan asing, baik secara langsung dibawa oleh salah seorang
anggota masyarakat maupun secara tidak langsung (melalui media televisi, film,
surat kabar atau majalah), dapat menimbulkan perubahan sosial.Jika kebudayaan
yang masuk tersebut dipandang lebih maju maka akan terjadi proses imitasi oleh
anggota masyarakat.
2.4
Dampak Perubahan Sosial
Perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat tentunya memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat itu
sendiri.Adapun dampak yang terjadi itu bisa berdampak positif dan adapula yang
berdampak negatif. Berikut Penjelasannya :
1. Dampak
Positif Perubahan Sosial
Akibat positif dari adanya perubahan sosial adalah
terjadinya perubahan-perubahan yang mengarah pada perbaikan- perbaikan dan
kemajuan-kemajuan yang mendorong terciptanya integrasi dalam masyarakat.
Dampak positif dari
perubahan sosial itu adalah sebagai berikut:
a. Perubahan terhadap nilai dan sikap
menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan semacam ini sering pula disebut
dengan perubahan yang bersifat progress atau perubahan menuju ke arah
kemajuan. Sedangkan kebalikannya adalah perubahan yang bersifat regress, yaitu
perubahan yang justru membawa ke arah yang lebih buruk. Contoh perubahan yang
membawa ke arah yang lebih baik adalah pembangunan berbagai fasilitas umum yang
dibutuhkan oleh masyarakat seperti sekolah, tempat-tempat ibadah, telepon umum,
jalan, dan lain-lain.
b. Menggalakkan disiplin nasional.
Sebuah perubahan ke arah yang lebih baik setidaknya harus ada upaya untuk
mempertahankan atau menjaga agar perubahan itu tetap stabil dan konsisten. Oleh
karena itu semangat disiplin harus digalakkan agar kehidupan masyarakat menjadi
lebih teratur dan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Misalnya menaati
rambu-rambu lalu lintas, membudayakan antre, dan lain-lain.
c. Minat masyarakat terhadap ilmu
pengetahuan sangat besar. Seperti yang terjadi saat ini, dengan adanya
perubahan sosial, maka masyarakat yang memiliki pemikiran maju akan merasa
bahwa hanya dengan ilmu pengetahuan akan dapat mengimbangi iklim perubahan
tersebut.
d. Masyarakat semakin banyak
memanfaatkan teknologi dalam beraktivitas. Perkembangan ilmu pengetahuan pasti
akan membawa perubahan dalam bidang teknologi. Mengingat kondisi sekarang ini,
masyarakat juga beranggapan bahwa dengan penguasaan dan pemanfaatan teknologi
akan membawa dirinya ke arah perubahan yang bersifat progress.
e. Mendorong masyarakat menggunakan
bahasa secara baik dan benar, serta efektif dan efisien. Perubahan sosial yang
ditandai dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan pola pemikiran manusia
mendorong masyarakat menggunakan bahasa yang cenderung lebih efektif dan
efisien, tanpa harus menggunakan basa-basi yang berlebihan.
2.
Dampak Negatif Perubahan Sosial
Di samping dampak-dampak positif
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perubahan sosial ternyata menimbulkan
akibat negative juga. Beberapa akibat negatif perubahan sosial di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Gaya Hidup
Kebarat-baratan atau Westernisasi
Westernisasi adalah proses pengambilalihan atau penentuan
secara langsung budaya Barat tanpa seleksi atau penyesuaian dengan budaya
setempat. Orang yang bergaya hidup ini menganggap dirinya sudah seperti orang
Barat, namun hanya meniru gaya hidupnya saja secara lugas, tanpa mengetahui
makna dari gaya hidup tersebut. Mereka lebih ke arah memamerkan kekayaan dengan
menerapkan gaya hidup tersebut.
b. Hidup
Boros atau Timbulnya Budaya Konsumerisme
Kehidupan glamour masyarakat, terutama yang tinggal
di wilayah kota-kota besar akan selalu diwarnai dengan budaya konsumerisme,
yaitu kebiasaan membelanjakan uang dengan tujuan yang tidak jelas atau hanya
untuk tujuan pemborosan. Misalnya kebiasaan masyarakat berbelanja berbagai
macam kebutuhan rumah tangga di mal.
c. Keresahan
Sosial atau Kecemburuan Sosial
Hal ini akan muncul jika ada kesenjangan antara orang-orang
yang menginginkan terjadinya perubahan dengan orangorang yang enggan melakukan
perubahan. Biasanya orangorang yang enggan melakukan perubahan ini akan
menghalang- halangi terjadinya perubahan.
d. Timbulnya
Konflik
Konflik ini bisa terjadi antar individu atau bahkan
antarkelompok dalam masyarakat. Akibatnya akan melahirkan disintegrasi dalam
masyarakat tersebut.
e.
Kriminalitas
Perbuatan kriminal yang muncul di
masyarakat secara khusus akan diuraikan sebagai akibat terjadinya perubahan
sosial yang menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan
sosial. Akibatnya, tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang sama. Adanya
perbedaan tersebut menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang
berbeda-beda terhadap hak dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak
disesuaikan dengan kewajiban yang dilakukan.
f.
Kenakalan
remaja
Kenakalan remaja merupakan
disintergasi dari keutuhan suatu masyarakat. Hal itu karena tindakan yang
mereka lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja
disebut sebagai masalah sosial. Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak
kehidupan yang disebabkan adanya perubahan-perubahan sosial di masyarakat,
seperti pergeseran fungsi keluarga karena kedua orangtua bekerja sehingga
peranan pendidikan keluarga menjadi berkurang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Individu adalah manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak
dapat dibagi, setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu
yang lainnya. Misalnya dalam bentuk fisik, tingkat kecerdasan, bakat dan
keinginan maupun dalam hal perasaan. Jadi individu itu adalah kondisi internal
dari seorang manusia yangberfungsi sebagai subjek.
Masyarakat yaitu berarti berkumpul
dan bekerja sama artinya di dalam masyarakat terdapat kegiatan saling membantu
dan saling membutuhkan satu sama lain. Jadi manusia memberi reaksi dan
melakukan interaksi dengan lingkungannya, pola interaksi sosial dapat di
hasilkan oleh hubungan dalam suatu masyarakat.
Setiap individu dan masyarakat
memiliki relasi atau hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Hubungan yang dilandasi oleh nilai, norma dan aturan-aturan diantara
komponen-komponen tersebut.
Individu tidak akan jelas
identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyarakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha mengambil jarak
dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan
dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Dan
barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan
sosialnya yaitu masyarakat.
Perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat dikarenakan adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal itu berasal dari masyarakat itu sendiri, sedangkan faktor eksternal
adalah berasal dari luar masyarakat itu. Perubahan sosial dapat memberikan
dampak positif dan juga dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan setiap
individu dalam suatu masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumaatmadja, Nursid, dkk. 2005. Konsep
Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Materi
dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumber
Lain:
0 komentar:
Post a Comment